MIRACLE it's that simple, just BELIEVE it !! :)

Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)    

(Sumber : http://google.com)   

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan sering menimbulkan wabah. Untuk itu, pengetahuan masyarakat tentang bahaya dan penularan penyakit demam berdarah ini sangatlah penting dalam upaya pencegahan demam berdarah. Belum tersedianya obat pembasmi virus serta vaksin untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue ini menjadi salah satu masalah besar dalam upaya pencegahan demam berdarah dengue.
Cara yang dianggap paling efektif untuk mencegah demam berdarah saat ini adalah dengan memberantas vektor. Vektor penyebab demam berdarah di Indonesia adalah nyamuk Aedes aegypti. Untuk memberantas atau mengurangi jumlah vektor/nyamuk penular dapat dilakukan dengan cara mengurangi atau membatasi ruang hidup dan berkembangnya nyamuk Aedes aegypti dengan melakukan kegiatan 3M yaitu menguras bak mandi seminggu sekali, menutup rapat-rapat bak penampungan air, dan mengubur barangbarang bekas yang berpotensi menjadi tempat genangan air serta melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Puskesmas Mojoagung, 2009).
Selain dengan 3M terdapat beberapa metode yang tepat dalam upaya pengendalian vector atau nyamuk diantaranya :
1.                  Lingkungan
Metode lingkungan yang dapat dilakukan diantaranya dengan Pemberatasan Sarang Nyamuk (PSN), perbaikan desai rumah, pengolahan sampah padat, dan modifikasi tempat sarang nyamuk hasil kegiatan manusia. Salah satu contoh dari metode lingkungan ini adalah dengan menguras bak mandi, tempat penampungan air dan vas Bungan sekurang – kurangnya seminggu sekali.

2.                  Biologis
Metode pengendalian secara biologis dapat dilakukan dengan cara pemeliharaan ikan pemakan jentik seperti ikan adu atau ikan cupang serta pemanfaatan bakteri pembasmi jentik seperti Bacillus thuringiensis H-14 (Bt. H-14) yang kini telah dikembangkan menjadi bentuk produk sediaan farmasi bioinsektisida (sediaan bubuk dan sediaan cair) dengan nama ‘Biolaras’ oleh Laboratorium Mikrobiologi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Badan Litbangkes.

3.                  Kimiawi
Metode pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan cara-cara seperti :
-          Pengasapan (Fogging) dengan menggunakan malathion dan fentihion. Fogging sendiri lebih baik dilakukan dalam 2 siklus dimana interval waktu antara pengasapan pertama dan kedua adalah 7 hari. Hal ini dimaksudkan agar jentik yang tidak terbunuh saat pengasapan pertama dan tumbuh menjadi vector/nyamuk dapan dibunuh pada pengasapan kedua.
-          Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat yang merupakan penampungan air seperti kolam, vas bunga, gentong air, dan lain sebagainya.

Daftar Pustaka :
  1. Fathi., Soedjajadi K., dan Chatarina U.W. (2005). “Peran Faktor Lingkungan Dan Perilaku Terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue Di Kota Mataram”. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2 (1), 1-10.
  2. Lestari Keri. (2007). “Epidemiologi Dan Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Indonesia”. Farmaka. 5 (3), 12-29.
  3. Syarifah Fitri. (2015). Cara Baru Cegah Demam Berdarah Dengue. [Online]. Tersedia : http://health.liputan6.com/read/2161656/cara-baru-cegah-demam-berdarah-dengue [28 October 2016]
  4. Blondine, Ch. P. (2004). “Efektivitas Vectobac 12 As (Bt H-14) dan Bacillus thungiensis H-14 Terhadap Vektor Malaria An. Maculatus di Kobakan Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo”. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 32 (1).  17-28.

0 komentar:

Posting Komentar